BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sekolah sebagai wahana pendidikan formal mempunyai tujuan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Oleh karena itu mempersiapkan sekolah dengan segala sarana
maupun prasarana pendidikan seperti perbaikan kurikulum, peningkatan kualitas
guru dan peningkatan pelayanan sekolah pada masyarakat merupakan pekerjaan yang
utama selain pekerjaan-pekerjaan yang lainnya. Kurikulum yang telah direvisi
menyarankan agar kegiatan pengajaran tidak hanya satu arah dari guru saja
melainkan dua arah, timbal balik antara guru dan siswa. Dalam komunikasi dua
arah tersebut guru harus aktif merencanakan, memilih, membimbing, dan
menganalisa berbagai kegiatan yang dilakukan siswa, sebaliknya siswa diharapkan
untuk aktif terlebih mental maupun emosional.
Dalam pembelajaran seringkali dijumpai adanya kecenderungan siswa yang tidak
mau bertanya kepada guru meskipun mereka sebenarnya belum mengerti tentang
materi yang disampaikan guru. Masalah ini membuat guru kesulitan dalam memilih
metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan materi. Agar dalam
pelaksanaan pembelajaran matematika tidak membosankan, maka pada pelaksanaannya
dapat menerapkan berbagai strategi. Salah satunya adalah melalui penggunaan metode
pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar. Metode pembelajaran yang
dipilih diharapkan mampu mengembangkan dan meningkatkan sikap positif siswa
terhadap matematika, motivasi belajar, dan kepercayaan diri. mengetahui
hal ini kami memilih metode pembelajaran Quantum Teaching. Metode Quantum
Teaching merupakan suatu cara pembelajaran yang digagas oleh DePortter.
Melalui Quantum Teaching siswa akan diajak belajar dalam suasana yang
lebih nyaman dan menyenangkan, sehingga siswa akan lebih bebas menemukan
berbagai pengalaman baru dalam belajarnya.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa yang
dimaksud dengan model pembelajaran quantum?
2. Bagaimanakh
karakteristik model pembelajaran quantum?
3. Apakah
kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran quantum?
4. Mengapa kami
memilih Aljabar sebagai acuan materi dalam makalah ini?
C. Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini:
1. Menjelaskan
tentang model pembelajaran quantum.
2. Menjelasakan
karakteristik model pembelajaran quantum.
3. Mengetahui
kelemahan dan kelebihan dari model pembelajaran quantum.
4. Mengetahui
alasan kami memilih Aljabar sebagai acuan materi dalam makalah ini.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Model Pembelajaran Quantum
1. Pengertian
Quantum teaching
adalah pengubahan belajar yang meriah dengan segala nuansanya. Dalam
quantum teaching juga menyertakan segala kaitan interaksi dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus pada hubungan
dinamis dalam lingkungan kelas. Interaksi yang menjadikan landasan dan kerangka
untuk belajar (De porter. B, 2004). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa
quntum teaching adalah orkrestasi atau simfoni bermacam-macam interaksi yang
ada mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan
siswa. Unsur tersebut terbagi menjadi dua kategori yaitu: konteks dan isi.
Konteks adalah latar belakang pengalaman guru. Sedangkan isi adalah bagaimana
tiap frase musik dimainkan (penyajian) seperti fasilitasi dari ahli sang
maestro terhadap orchestra dan pemanfaatan dari bakat setiap pemain musik dan
potensi setiap instrumen.
Interaksi dari konteks dan isi dapat mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa
menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Jika
dikaitkan dengan situasi belajar-mengajar sekolah,
unsur-unsur yang sama tersusun dengan baik yaitu suasana, lingkungan, landasan,
rancangan, penyajian, dan fasilitas.
2. Asas Utama
Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut De porter. B (2004),
asas utama quantum teaching adalah “bawalah dunia mereka kedunia kita dan
antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Dari asas utama ini, dapat disimpulkan
bahwa langkah awal yang harus dilakukan dalam pengajaran yaitu mencoba memasuki
dunia yang dialami oleh peserta didik. Cara yang dilakukan seorang pendidik
meliputi: untuk apa mengajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran atau perasaan
yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, musik, seni, rekreasi atau
akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, maka dapat membawa mereka
kedalam dunia kita dan memberi mereka pemahaman mengenai isi dunia itu. “Dunia
kita” dipeluas mencakup tidak hanya para siswa, tetapi juga guru. Akhirnya
dengan pengertian yang lebih luas dan penguasaan lebih mendalam, siswa dapat
membawa apa yang mereka pelajari kedalam dunia mereka dan menerapkannya pada
situasi baru.
3. Prinsip-prinsip
Pembelajaran Quantum Teaching
Ada 5 prisip Quantum Teaching yaitu:
a.
Segalanya
berbicara
Artinya segalanya dari lingkungan kelas hingga bahasa
tubuh guru, dari kertas yang dibagikan hingga rancangan pembelajaran, semuanya
mengirimkan pesan tentang belajar.
b. Segalanya
bertujuan
Semuanya yang terjadi dalam proses belajar mengajar
mempunyai tujuan.
c.
Pengalaman
sebelum pemberian nama
Berarti
sebelum mendefinisikan, membedakan, siswa terlebih dahulu telah memiliki atau
telah diberikan pengalaman informasi yang terkait dengan upaya pemberian nama.
d. Akui setiap
usaha
Berarti
apapun usaha yang telah dilakukan siswa haruslah mendapat pengakuan dari guru
maupun siswa lainnya.
e. Jika layak
dipelajari, maka layak pula dirayakan
Setiap usaha
belajar yang dilakukan layak untuk dirayakan untuk memberi umpan balik dan
meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.
4. Model
Pembelajaran Quantum Teaching
Menurut De porter, B (2004),
quantum teaching mempunyai dua bagian penting yaitu dalam seksi konteks
dan dalam seksi isi. Dalam seksi konteks, akan menemukan semua bagian yang
dibutuhkan untuk mengubah: suasana yang memberdayakan, landasan yang kukuh,
lingkungan yang mendukung, dan rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan dalam
seksi isi, akan menemukan keterampailan penyampaian untuk kurikulum apapun,
disamping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atas apa yang
mereka pelajari: penyanjian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan
belajar untuk belajar, dan keterampilan hidup.
B. Karakteristik
Model Pembelajaran Quantum Teaching
Karakteristik model pembelajaran quantum teaching
terdiri dari:
1. Sintakmatik
Agar proses pembelajarn dengan model quantum teaching ini dapat benar-benar
sedinamis mungkin. Maka, perlu melalui tahap - tahapan di bawah ini yang sering
dikenal sebagai kerangka rancangan quantum teaching TANDUR yaitu :
· Tahap pertama: Tumbuhkan
Pada langkah ini guru harus
menumbuhkan motivasi dan semangat belajar siswa. Dan memberi tahu siswa bahwa
merekalah yang bertanggung jawab atas pendidikan mereka sendiri, mengaitkan
pelajarn dengan masa depan dan berguna dalam dunia nyata. Sehingga mereka tahu
apa manfaat dari apa yang sdang mereka pelajari bagi diri mereka biasannya
dikenal dengan AMBAK (Apa Manfaatnya Bagiku).
·
Tahap
Kedua : Alami
Guru memberikan pengalaman
kepada siswa dan memanfaatkan hasrat alami otak untuk menjelajah. Karena
pengalaman membangun keingintahuan siswa dan dapat menciptakn beberapa
pertanyaan dalam benak mereka. Saat pengalaman terbentang, guru mengumpulkan
inforamasi untuk memaknai pengalamn tersebut. Inforamsi ini membuat yang
abstrak menjadi konkrit.
·
Tahap
Ketiga : Namai
Setelah membuat siswa
penasaran, penuh pertanyaan mengenai pengalaman mereka, maka penamaan dapat
memuaskan keingintahuan siswa. Penamaan memuaskan hasrat alami otak untuk
memberikan identitas, mengurutkan, dan mendefinisikan. Penamaan merupakan
informasi, fakta, rumus, pemikiran, tempat dan sebagainya. Guru menyediakn kata
kunci, konsep, model, rumus, strategi dan sebuah masukan.
·
Tahap
Keempat : Demonstrasi
Guru diharapkan dapat
memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan bahwa mereka tahu. Guru
memberikan peluang untuk menerjemahkan dan menerapkan pengetahuan mereka ke
dalam pembelajaran yang lain dan ke dalam kehidupan mereka serta mampu
memperagakan tingkat kecakapan mereka dengan pengetahuan yang baru saja mereka
miliki.
·
Tahap
Kelima : Ulangi
Siswa diberi kesempatan untuk
mengajarkan pengetahuan baru mereka kepada orang lain. Tentunya, dengan
menggunaka cara yang berbeda dari asalnya. Pengulangan memperkuat koneksi saraf
dan menumbuhkan rasa “aku tahu bahwa aku tahu ini”. Dan tentunya menunjukan
pelajar cara-cara mengulang materi yang telah dibahas.
·
Tahap
Keenam: Rayakan
Pada langkah terakhir ini,
saatnya untuk memberikan penghormatan atas usaha, keberhasilan dan ketekunan
yang dilakukan dengan perayaan. Hal ini akan memperkuat kesuksesan dan memberi
motivasi siswa. Perayaan disini dapat dilakukan dengan memberikan pujian,
bernyanyi, bermain tepuk, pesta kelas dll.
2. Sistem
Sosial
Sistem
sosial model ini menghendaki guru berangkat dari asumsi bahwa guru hanya
sebagai fasilitator dan reflector saja. Yang lebih di utamakan adalah keaktifan
siswa. Karena siswa bertanggung jawab penuh atas pendidikan mereka sendiri .
Peran guru lebih dari sekedar pemberi ilmu pengetahuan, tetapi guru adalah
rekan belajar, model, pembimbing dan mengubah kesuksesan siswa. Artinya,
kewenagan dibagi antara siswa dan guru. Norma yang berlaku terletak pada
kebebasan berfikir dan berpeilaku saat dalam proses pembelajaran. Ganjaran yang
dipakai tidak bersifat hukuman namun perayaan. Karena perayaan dapat memperkuat
kesuksesan dan motivasi siswa. Misalnya, berupa pujian,tepuk tangan, empati
dari guru,dll. Dan untuk menata suasana hati siswa, dapat digunakan musik saat
proses pembelajaran.
Guru
menanamkan nilai dan keyakinan yang positif dalam diri siswa. Mengutamakan
keberagaman dan kebebasan sebagai kunci interaksi dan bersifat humanistik. Guru
juga menyeimbangkan ketermpilan akademis, keterampilan hidup dan prestasi
material siswanya. Serta mengintegrasikan totalitas tubuh dalam proses
pembelajaran, sehingga pembelajaran bisa berlangsung nyaman dan hasilnya
optimal.
3. Prinsip
Reaksi
Dalam
quantum teaching guru mampu menumbuhkan kreatifitas siswa, sehingga siswa tahu
akan manfaat yang telah dipelajarinya. Guru mampu berinteraksi dengan siswa
sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam proses belajar mengajar dan
selanjutnya guru memberikan perayaan atas apa yang dicapai siswa.
4. Sistem
Pendukung
Sarana yang
dibutuhkan dalam model pembelajaran ini berbeda-beda, tergantung pada fungsi
dari pembelajaran itu sendiri. Jika pembelajaran itu berhubungan dengan kontra
akademik, maka sumber-sumber yang sesuai harus tersedia. Namun jika
pembelajaran itu berbicara tentang penyuluhan terhadap masalah perilaku, maka
tidak diperlukan sumber, tapi cukup dengan keterampilan guru dalam menyuluh.
Berdasarkan
dua kasus tersebut, maka untuk mengatasinya diperlukan adanya susunan ruang
yang memungkinkan untuk pelaksanaan pembelajaran dengan metode ini. Sehingga
kapanpun siswa dapat mengubah posisi duduk mereka sesuai dengan kondisi. Dan
hal ini akan memudahkan siswa untuk merealisasikan masalah secara tepat dan
memadai tanpa diburu-buru oleh waktu. Selain itu, alunan musik juga dapat
mendukung konsentrasi siswa dalam belajar. Serta membuat siswa lebih rileks saat
menerima pelajaran.
5. Dampak
Intruksional dan Pengiring
·
Dampak
Intruksional
a. Kemapuan verbal adalah kemampuan
untuk mengungkapan pengetahuan dalam bentuk bahasa lisan ataupun verbal.
b. Kemampuan keterampilan intelektual
adalah kepekaan yang berhubungan dengan lingkungan serta mempresentasikan
konsep dan lambang.
c. Kemampuan kognitif adalah kemampuan
menyalurkan dan mengarahkan kognitifnya sendiri, kemampuaan ini meliputi konsep
dan kaidah memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik adalah
kemampuan serangkaian jasmani antara koordinasi otak dengan tubuh.
e. Kemampuan sikap adalah kemampuan
menerima atau menolak objek berdasar penelitian terhadap objek tersebut.
·
Dampak
Pengiring
Siswa memiliki rasa percaya diri, dan terjalin rasa saling memiliki serta
saling pengertian antara guru dan siswa.
C. Kelebihan dan Kelemahan Model Pembelajaran
Quantum
Kelebihan Model Pembelajaran Quantum :
1. Dapat
membimbing peserta didik kearah berfikir yang sama dalam satu saluran pikiran
yang sama.
2. Karena
Quantum Teaching lebih melibatkan siswa, maka saat proses pembelajaran
perhatian murid dapat dipusatkan kepada hal-hal yang dianggap penting oleh
guru, sehingga hal yang penting itu dapat diamati secara teliti.
3. Karena
gerakan dan proses dipertunjukan maka tidak memerlukan keterangan-keterangan
yang banyak.
4. Proses
pembelajaran menjadi lebih nyaman dan menyenangkan.
5. Siswa
dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan kenyataan,
dan dapat mencoba melakukannya sendiri
6. Karena model
pembelajaran Quantum Teaching membutuhkan kreativitas dari seorang guru untuk
merangsang keinginan bawaan siswa untuk belajar, maka secara tidak langsung
guru terbiasa untuk berfikir kreatif setiap harinya.
7. Pelajaran
yang diberikan oleh guru mudah diterima atau dimengerti oleh siswa.
Kelemahan Model Pembelajaran Quantum :
1. Model ini
memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping memerlukan waktu yang
cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil waktu atau jam pelajaran lain.
2. Fasilitas
seperti peralatan, tempat dan biaya yang memadai tidak selalu tersedia dengan
baik.
3. Karena dalam
metode ini ada perayaan untuk menghormati usaha seseorang siswa baik berupa
tepuk tangan, jentikan jari, nyanyian dll. Maka dapat mengganggu kelas lain.
4. Banyak
memakan waktu dalam hal persiapan.
5. Model ini
memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa ditunjang hal itu,
proses pembelajaran tidak akan efektif.
6. Agar belajar
dengan model pembelajaran ini mendapatkan hal yang baik diperlukan ketelitian
dan kesabaran. Namun kadang-kadang ketelitian dan kesabaran itu diabaikan.
Sehingga apa yang diharapkan tidak tercapai sebagaimana mestinya.
D. Uraian
Singkat Pemecahan Masalah
Pada
dasarnya model pembelajaran quantum teaching adalah model pembelajaran dengan
pengubahan yang meriah di segala suasana. Tidak hanya itu quantum teaching juga
menyertakan interaksi,dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
teaching juga berfokus pada hubungan dinamis dalam kelas-interaksi yang
mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Asas utama Quantum teaching
adalah bawalah dunia mereka ke dunia kita agar kita sebagai guru dapat
memimpin,menuntun, dan memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Quantum
teaching mempunyai 5 prinsip yaitu segalanya berbicara, segalanya bertujuan,
pengalaman mendahului pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak
dipelajari layak pula dirayakan. Kerangka pembelajaran quantum dikenal dengan
nama "TANDUR" yaitu tumbuhkan, alami, namai, demonstrasikan, ulangi,
dan rayaka. Quantum teaching memotivasi siswa dengan cara membentuk lingkungan
yang kondusif bagi siswa sehingga siswa mudah dalam menerima pelajaran
yang diberikan oleh guru.
DAFTAR
PUSTAKA
Deporter, Bobbi, dkk . 2005. Mempraktikan
Quantum Learning di Ruang Kelas. Bandung : Kaifa.
Kusno dan Joko Purwanto. 2011. Effectiveness
of Quantum Learning for Teaching Linear Program at the Muhammadiyah Senior High
School of Purwokerto in Central Java, Indonesia. International Journal for
Educational Studies, 4(1).
Oktamarini, Dwi Rai. 2011. Penerapan
Model Pembelajaran Quantum ( Quantum teaching) dengan teknik mind mapping untuk
Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Siswa Kelas V SD No 2 Bongan
Tahun Pelajaran 2008/2009.
Aceng, Jaelani dan Sumadi.2010. Penerapan Metode Quantum Teaching
Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika pada Materi Pokok Penjumlahan
dan Pengurangan. EduMa, Vol.
2, No. 1.